Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada pekan ini. Level penutupan tertinggi berada di 7.436,03, sementara all-time high indeks menyentuh 7.460,38.

Pengamatan Phintraco Sekuritas menilai IHSG secara teknikal masih tertahan di area strong resistance pada level 7.450.

Meski begitu, indikator Stochastic RSI juga berpotensi membentuk ‘Death Cross’ pada area jenuh beli alias overbought.

“Sehingga IHSG berpotensi koreksi untuk menutup GAP di level 7.366 pada perdagangan Senin (19/8),” demikian tulis Phintraco dalam risetnya, Jumat (16/8).

Investor pasar modal pun bersiap menyambut hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Rabu depan (21/8).

Keputusan suku bunga BI dan arah kebijakan moneter BI akan menjadi perhatian pasar, seiring ekspektasi pemangkasan bunga acuan global, khususnya Federal Reserve Amerika Serikat, pada September.

Di Amerika Serikat, pasar mewaspadai hasil pertemuan komite Federal Reserve dala FOMC Meeting Minutes. Phintraco menilai ini akan menjadi acuan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed ke depan,

Terlebih, setelah serangkaian rilis data ekonomi terbaru Amerika akhir-akhir ini, seperti penurunan penjualan ritel hingga inflasi produsen dan konsumen yang melandai.

Di Eropa, pasar bersiap menantikan data inflasi inti periode Juli yang secara luas diperkirakan stabil di level 2,9 persen yoy. “Perkiraan tersebut mengindikasikan bahwa tingkat konsumsi di Euro Area masih cenderung kuat,” tulis Phintraco.

Sementara di kawasan Asia, pelaku pasar menunggu data Foreign Direct Investment YTD di China pada Juli 2024. Data tersebut diyakini dapat mempengaruhi pandangan pasar terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi China di semester kedua.

Tak ketinggalan, Jepang juga dijadwalkan merilis Neraca Perdagangan periode Juli 2024 yang diperkirakan mengalami surplus, seiring dengan realisasi pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal II 2024 sebesar 3,1 persen yoy.